Diagnosis diabetes tipe 2

Diagnosis diabetes tipe 2 didasarkan pada pemeriksaan medis, riwayat kesehatan, dan hasil tes laboratorium. Dalam menegakkan diagnosis diabetes tipe 2, dokter akan mempertimbangkan gejala yang dialami pasien, faktor risiko yang ada, serta hasil tes yang mengukur kadar glukosa darah. Berikut adalah beberapa langkah yang biasanya dilakukan dalam proses diagnosis diabetes tipe 2:

  1. Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik: Dokter akan meminta riwayat kesehatan pasien, termasuk gejala yang dialami, riwayat medis keluarga terkait diabetes, pola makan, tingkat aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Selain itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda yang mungkin berkaitan dengan diabetes, seperti tekanan darah tinggi, obesitas, atau tanda-tanda komplikasi diabetes.
  2. Tes Darah: Tes darah adalah cara utama untuk mendiagnosis diabetes tipe 2. Beberapa jenis tes darah yang umum digunakan termasuk:
    • Tes Glukosa Puasa: Pasien diminta untuk tidak makan atau minum apa pun selama 8 jam sebelumnya (biasanya semalam), kemudian kadar glukosa darah diukur pada pagi hari sebelum makan apa pun. Kadar glukosa darah di atas 126 mg/dL (7,0 mmol/L) menunjukkan adanya diabetes.
    • Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO): Pasien diberikan larutan glukosa untuk diminum, kemudian kadar glukosa darah diukur pada waktu-waktu tertentu selama 2 jam setelah minum larutan. Jika kadar glukosa darah dua jam setelah minum larutan glukosa adalah 200 mg/dL (11,1 mmol/L) atau lebih, maka dapat menegakkan diagnosis diabetes.
    • Tes A1C (Hemoglobin A1C): Tes A1C mencerminkan rata-rata kadar glukosa darah selama 2-3 bulan terakhir. Diagnosis diabetes tipe 2 biasanya ditegakkan jika nilai A1C 6,5% atau lebih tinggi.
    • Tes Glukosa Sewaktu: Tes glukosa sewaktu dilakukan tanpa memperhatikan waktu makan terakhir. Jika kadar glukosa darah sewaktu lebih dari 200 mg/dL (11,1 mmol/L) dengan gejala diabetes yang jelas, ini juga dapat menegakkan diagnosis diabetes.
  3. Tes Tambahan: Dokter juga dapat melakukan tes tambahan, seperti pengukuran tekanan darah, pemeriksaan urin untuk mendeteksi glukosa dan keton, atau tes darah tambahan untuk mengevaluasi fungsi organ lain yang terpengaruh oleh diabetes.
  4. Evaluasi Komplikasi: Setelah diagnosis diabetes tipe 2 ditegakkan, dokter juga mungkin akan melakukan evaluasi tambahan untuk mendeteksi adanya komplikasi diabetes, seperti pemeriksaan mata untuk retinopati diabetes, tes fungsi ginjal, atau evaluasi neuropati diabetes.
  5. Konseling dan Edukasi: Setelah diagnosis ditetapkan, dokter akan memberikan konseling kepada pasien tentang pengelolaan diabetes, termasuk perubahan gaya hidup, pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, pengukuran dan pemantauan kadar glukosa darah, serta penggunaan obat-obatan jika diperlukan. Edukasi ini penting untuk membantu pasien memahami kondisi mereka dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah komplikasi jangka panjang.